Bukti kebesaran Allah pada
tulang ekor
a “Tiada
bagian dari tubuh manusia kecuali akan hancur (dimakan tanah) kecuali satu
tulang, yaitu tulang ekor, darinya manusia dirakit kembali pada hari kiamat” (
HR. Al Bukhari , Nomor : 4935 )
Belasan abad
lamanya, hadits tersebut menjadi hal yang gaib yang tidak mungkin bisa
dijelaskan dengan logika. Seiring berjalannya waktu beberapa penelitian ilmiah
mampu menjelaskan kebenaran hadits tersebut dikemudian hari.
“Dan dia
membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata:
“Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?”
Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang
pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk” (QS. Yasin : 78-79).
Adalah Han
Spemann, Ilmuwan Jerman yang berhasil mendapatkan hadiah nobel bidang
kedokteran pada tahun 1935. Dalam penelitiannya ia dapat membuktikan bahwa asal
mula kehidupan adalah tulang ekor. Darinyalah makhluk hidup bermula. Dalam
penelitiannya ia memotong tulang ekor dari sejumlah hewan melata, lalu
mengimplantasikan ke dalam embrio Organizer atau pengorganisir pertama.
Pada saat
sperma membuahi ovum (sel telur), maka pembentukan janin dimulai. Ketika
ovum telah terbuahi (zigot), ia terbelah menjadi dua sel dan terus
berkembang biak. Sehingga terbentuklah embryonic disk (lempengan embrio)
yang memiliki dua lapisan.
Han Spemann,
Ilmuwan Jerman
Pertama, External
Epiblast yang terdiri dari cytotrophoblasts, berfungsi menyuplai
makanan embrio pada dinding uterus, dan menyalurkan nutrisi dari darah dan
cairan kelenjar pada dinding uterus.
Sedangkan
lapisan kedua, Internal Hypoblast yang telah ada sejak pembentukan janin
pertama kalinya. Pada hari ke-15, lapisan sederhana muncul pada bagian belakang
embrio dengan bagian belakang yang disebut primitive node (gumpalan sederhana).
Dari sinilah
beberapa unsure dan jaringan, seperti ectoderm, mesoderm, dan endoderm
terbentuk.
– Ectoderm,
membentuk kulit dan sistem syaraf pusat.
– Mesoderm,
membentuk otot halus sistim digestive (pencernaan), otot skeletal (kerangka),
sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, dan sistem urine (selain
kandung kemih), jaringan subcutaneous, sistem limpa, limpa dan kulit luar.
– Sedangkan,
Endoderm, membentuk lapisan pada sistim digestive, sistem
pernafasan, organ-orang yang berhubungan dengan sistem digestive (seperti hati
dan pancreas), kandung kemih, kelenjar thyroid (gondok), dan saluran
pendengaran. Gumpalan sederhana inilah yang mereka sebut sebagai TULANG EKOR.
Pada
penelitian lain, Han mencoba menghancurkan tulang ekor tersebut. Ia menumbuknya
dan merebusnya dengan suhu panas yang tinggi dan dalam waktu yang sangat lama.
Setelah menjadi serpihan halus, ia mencoba mengimplantasikan tulang itu pada
janin lain yang masih dalam tahap permulaan embrio. Hasilnya, tulang ekor itu
tetap tumbuh dan membentuk janin sekunder pada guest body (organ tamu).
Meskipun telah ditumbuk dan dipanaskan sedemikian rupa, tulang ini tidak
‘hancur’.
Dr. Othman
al Djilani dan Syaikh Abdul Majid juga melakukan penelitian serupa. Pada bulan
Ramadhan 1423 H, mereka berdua memanggang tulang ekor dengan suhu tinggi selama
10 menit. Tulang pun berubah, menjadi hitam pekat. Kemudian, keduanya membawa
tulang itu ke al Olaki Laboratory, Sana’a, Yaman, untuk dianalisis. Setelah
diteliti oleh Dr. al Olaki, profesor bidang histology dan pathologi
di Sana’a University, ditemukanlah bahwa sel-sel pada jaringan tulang ekor
tidak terpengaruh. Bahkan sel-sel itu dapat bertahan walau dilakukan pembakaran
lebih lama.
Lebih dari
itu berdasarkan penelitian mutakhir, sebagaimana yang disampaikan oleh Jamil
Zaini, Trainer Asia Tenggara Kubik Jakarta ketika mengisi acara buka puasa
bersama di al Azhar-Solo Baru dengan tajuk, “Inspiring Day; Inspiring The
Spirit of Life”, tulang ekor ini merekam semua perbuatan anak Adam, dari
sejak lahir hingga meninggal dunia. Ia merekam semua perbuatan baik-buruk
mereka. Dan perbuatan mereka ini akan berpengaruh pada kondisi tulang ekornya.
Putih bersih atau hitam kotor. Semakin banyak energy positif atau kebaikan
seseorang maka semakin bersih tulang ekornya, dan semakin banyak energy
negative atau keburukan seseorang maka semakin hitamlah tulang ekornya.
Dari
sinilah, balasan pada hari kiamat kelak tidak akan pernah tertukar. Dari tulang
ekor inilah, manusia akan kembali dicipta, dan mereka akan diberi balasan
sesuai dengan kadar amal-amal mereka. Ajaibnya, ini semua sudah disabdakan oleh
Nabi berpuluh abad yang lalu.
“Tiada
bagian dari tubuh manusia kecuali akan hancur (dimakan tanah) kecuali satu
tulang, yaitu tulang ekor, darinya manusia dirakit kembali pada hari kiamat.”
(HR. al Bukhari, nomor 4935).
Hadits
senada juga diriwayatkan oleh Imam Muslim (nomor 2955),
Dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallâhu alaihi wa sallam bersabda, “Seluruh
bagian tubuh anak Adam akan (hancur) dimakan tanah kecuali tulang ekor, darinya
tubuh diciptakan dan dengannya dirakit kembali.”
Dari
petunjuk hadist di atas, Ilmuwan muslim pada paruh kedua abad ke-20 telah
mendasarkan pemahaman mereka mengenai kemukjizatan hadis tentang tulang ekor
ini pada kaidah pengetahuan yang paling dasar, yaitu “Tulang ekor merupakan
bagian pertama yang tumbuh dari janin, biasa disebut dengan primitive streak,
yaitu bagian utama yang terbentuk pada minggu ketiga”.
“Akan Kami
tunjukkan kepada mereka ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) Kami pada alam dan
pada diri mereka sendiri, sehingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu benar.
Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan
segala sesuatu?”
(Fushshilat: 53)
Wallahu alam
bish showab.
Komentar
Posting Komentar